Blog
Audiensi Virtual dengan Kab. Magelang

Bandung, 27 Jan 2021. Mengawali tahun 2021, tim F2H melakukan audiensi secara
virtual untuk memperkenalkan Program Pendidikan Keluarga Pencegahan Stunting
kepada jajaran dinas dan organisasi terkait di Kab. Magelang. Audiensi virtual
ini menindaklanjuti pertemuan dengan Bunda PAUD dan para kader Posyandu yang
dilakukan sebelumnya oleh tim Pendidikan Keluarga F2H. Pertemuan ini dihadiri
oleh perwakilan lintas sektor antara lain dari Dinas Pendidikan, Dinas Kesehatan,
Bappeda, Litbangda, Dinsos PPKBPPA (alur kordinasi BKKBN), Dispermades (alur
kordinasi Kemendes), Kantor Kemenag, Bunda PAUD Kecamatan dan Desa, IGTKI,
HIMPAUDI, dan fasilitator PAUD HI Kab. Magelang.
Stunting adalah gagal tumbuh yang ditandai dengan tinggi anak
yang tidak mencapai standar tinggi anak seusianya. Stunting menjadi salah satu program
prioritas, dan pemerintah telah menetapkan target penurunan stunting nasional
menjadi 14% pada tahun 2024. Salah satu kunci penurunan adalah kampanye
perubahan perilaku, yang dilakukan F2H melalui konseling pendidikan keluarga
dan pembagian kalender info suplementasi & stimulasi serta mistar ukur
tinggi badan anak. Pendekatan kunjungan rumah dilakukan terutama karena kondisi
pandemi yang melarang kerumunan.
Seusai paparan dari dr. Lies dan Bu Atte, mewakili konselor
di lapangan Ibu Lina dan Ibu Yayan berbagi pengalaman di lapangan. Salah satu ibu
muda yang dikunjungi belum berusia 17 tahun dan belum tahu mengenai perawatan
dan pengasuhan anak. Ibu lainnya memiliki banyak anak yang rata-rata berpostur
tubuh pendek, tetapi tidak merasa bermasalah stunting karena anak-anaknya
nampak sehat.
Terlepas dari kesadaran stunting yang masih rendah, media
kalender informasi diakui membuka mata orang tua tentang “Isi Piringku” –
susunan gizi seimbang bagi anak (yang berbeda dengan dewasa), dan memberi
pengetahuan baru tentang stimulasi bagi anak. Di tengah kondisi pandemi ini
ternyata kunjungan dan pertanyaan dari para konselor membuat para ibu yang
dikunjungi merasa mendapatkan perhatian dan teman curhat. Para konselor juga
seringkali diundang bicara di rembug stunting desa.
Menanggapi paparan ini, Bunda PAUD Kecamatan Windusari
mengakui bahwa stunting di Kab. Magelang cukup tinggi. Kader PKK telah
melakukan sosialisasi dan pemberian makanan tambahan dari dana desa. Pertanyaan
muncul mengenai cara mendapatkan kalender informasi, yang dirasa akan membantu
di masa pandemi. Dari Dinas Pendidikan, kemudian disebutkan bahwa Kab. Magelang
sudah memiliki 10 fasilitator PAUD HI untuk program pendampingan lembaga.
Peluang kerja sama berupa misalnya bimtek secara virtual bisa dibicarakan lebih
lanjut. Dispermasdes menambahkan bahwa telah ada program pendataaan nasional
keluarga 1000HPK dan rencana penerbitan perbup mengenai penanganan stunting.
Bicara tentang kondisi pandemi, diakui bahwa PAUD di
Magelang juga terdampak. Pembelajaran Jarak Jauh yang diterapkan banyak
dikeluhkan orang tua, sehingga saat diluncurkan kuesioner, 98% orang tua memilih
diadakan pengajaran tatap muka. Marissa sebagai tim F2H sekaligus moderator
mengiyakan dan menekankan pentingnya dukungan sosial sebagai salah satu upaya
menangani stress orang tua.
Walaupun sempat terkendala teknis, audiensi berjalan dengan
cukup baik. Karena keterbatasan waktu, informasi yang disampaikan memang baru
sekilas. Namun semoga bisa mengawali kerja sama yang baik.